Minggu, 20 November 2011

Penyesalan Akibat Rokok

Oleh : Luthfi Niam - Al Jakeny


Seorang anak yang usianya hampir remaja, mengendap-endap ingin mengambil rokok ayahnya yang terletak didalam kamar. 2 batang rokok akhirnya berhasil diambil dan langsung dimasukkan ke dalam sakunya.
Ternyata perbuatan tersebut tidak hanya sekali ia lakukan namun berkali-kali hingga ia merasa ketagihan, kecanduan.
Pada suatu hari, ia membeli rokok sendiri dengan uang jajan yang dikasih oleh ibunya. Karena kecanduan dengan beraninya ia uang iuran SPPnya sendiri yang belum sempat ia bayarkan kesekolah untuk dibelikan rokok. Akhirnya orangtuanya di panggil pihak sekolah karena ia belum membayar SPP selama 2 bulan.
Karena perbuatan tersebut kemudian ia dipaksa orangtuanya untuk dititipkan di Pesantren dengan harapan dapat memperbaiki sikap dan tingkah lakunya yang berlebihan itu. Ternyata karena Pondok Pesantren adalah tempat suci dan hanya orang-orang yang mau mensucikan dirilah yang mampu hidup di alam pondok pesantren, minimal orang yang mau menekan emosionalnya, nafsunya untuk hal-hal yang merugi, selang beberapa hari iapun keluar dan meninggalkan pondok selamanya.
Terdengarlah kabar dari Pondok Pesantren untuk orangtuanya bahwa si anak melarikan diri dari pondok pesantren dengan alasan tidak bisa mengikuti seluruh aturan yang ada di pondok pesantren tersebut.
Mendengar kabar yang disampaikan pihak pondok pesantren atas raibnya si anak, orangtuanya menunggu kedatangannya di rumah. Namun sayang demi sayang si anak tidak pernah sampai dirumah untuk beberapa hari alias melarikan diri.
Mendengar kabar tersebut neneknya langsung pingsan dan akhirnya meninggal dunia. Tibalah saatnya untuk melayat jenazah ke makam. Di tengah perjalanan ke makam, keluarga yang melayat melihat si anak sedang merokok dan mabuk-mabukan di pinggir jalan. Orangtuanya menghampirinya dan berkata kepadanya: " gara-gara kamu nenekmu meninggal dunia, nenekmu kecewa dengan sikap dan tingkah lakumu". Mendengar perkataan dan berita tersebut maka si anak menangis dengan kencang akhirnya ia ikut rombongan melayat neneknya ke makam dan sepulang dari makam ia kembali kerumah sehingga akhirnya ia bertaubat dan meminta maaf kepada orangtua serta berjanji untuk kembali ke Pondok Pesantren lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar