Minggu, 22 April 2012

Ahad Wage Bersama Gus Arsyad

Rasulullah saw bersabda :
أَلاَ إِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً
“…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging
إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ
apabila ia (segumpal daging) tersebut baik, baiklah seluruh jasadnya
وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ،
dan apabila ia (segumpal daging) tersebut rusak (buruk), maka rusaklah (buruklah) seluruh jasadnya.
أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah hati”
[HR al Bukhari (1/28 no. 52), Muslim (3/1219 no. 1599), dan lain-lain,
dari hadits an Nu’man bin Basyir -radhiyallahu ‘anhuma.

Dalam jiwa manusia ada segumpal darah yang kita kenal dengan HATI. Hati merupakan cerminan seluruh aktifitas seseorang. Apabila hati seseorang dalam keadaan baik maka seseorang bisa dipastikan akan melakukan hal-hal yang baik, apabila hati dalam keadaan biasa saja maka seseorang akan melakukan hal yang biasa saja, tapi apabila hati dalam keadaan gelap, kelam, keras maka seseorang bisa menjadi orang yang tidak mengenal aturan, tata krama, bahkan berusaha melakukan kerusakan-kerusakan di muka bumi.

Hati ibarat sebuah kaca, cermin, apabila cermin sering dipakai dan dibersihkan maka kaca tersebut masih tetap bisa dipakai untuk bercermin, namun apabila kaca cermin tersebut jarang dipakai bahkan tidak pernah dibersihkan maka dapat dipastikan cermin tersebut tidak bisa berguna sesuai dengan fungsinya, yakni memantulkan bayangan yang sesuai dengan benda didepannya. Bisa jadi benda dan bayangan yang dipantulkan dari cermin akan berbeda. Misalkan saja seseorang yang sedang bercermin adalah seorang gadis yang cantik atau laki-laki yang tampan, tapi karena ia bercermin dicermin yang kotor dan jarang di bersihkan maka akan tampak dalam bayangan seperti orang yang jelek. padahal bukan orangnya yang jelek melainkan cerminnya yang memang tidak bisa memantulkan bayangan yang sesuai dan sempurna.

Hati yang rusak dan jarang dibersihkan tidak bisa dijadikan ukuran dan Uswah, seseorang yang berhati kotor akan sering memantulkan bayangan yang jelek. Hati yang sudah kotor dan jarang dibersihkan mudah sekali berbuat dan mengarahkan seseorang pada jalan yang salah.

Membersihkan hati yang paling ampuh adalah dengan cara berdzikir kepada Allah.
Sebagai manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa, tentunya harus mengimbangi semua itu dengan meminta ampun dan bertaubat kepada Allah SWT. Meminta ampun dan bertaubat akan mengimbangi dosa yang telah dilakukan.

Cara yang mungkin bisa mengimbangi dosa dan kesalahan tiap hati, minimal mengurangi adalah dengan membaca istighfar 100 kali pada pagi hari dan 100 kali pada sore hari. Hal tersebut diibaratkan seperti kita membersihkan cermin yang kena kotoran tiap hari sehingga paling tidak kita mengurangi tetesan noda hitam yang melekat pada hati. Kalau usaha untuk membersihkan hati tidak pernah kita lakukan atau jarang dilakukan maka noda hitam dalam hati akan sulit dibersihkan bahkan akan menjadi seperti batu, hitam, kelam dan sulit menerima petunjuk. Na'udzubillahi min dzalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar